JAKARTA - Perolehan suara Partai Gerindra pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 tercatat di urutan ketiga menurut hasil quick count sejumlah lembaga survei, setelah PDI Perjuangan dan Partai Golkar.
Penurunan prestasi ini disebutkan terjadi karena sejumlah calon legislatif (caleg) Gerindra dinilai terlena oleh tingginya elektabilitas ketua umum partai, Prabowo Subianto, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menyoroti kurang optimalnya kampanye caleg Gerindra yang merasa di atas angin berkat popularitas Prabowo.
Baca Juga: Antusiasme Pengunjung Mencuat di IIMS 2024, Eksplorasi Ragam Roda Mobil Terkini
"Caleg-caleg dari Gerindra merasa di atas angin dengan elektabilitas dari Prabowo berdasarkan survei selama beberapa bulan ini, sehingga terlena, kurang maksimal bekerja di daerah pemilihan mereka masing-masing," ujar Bawono.
Hasil quick count menunjukkan bahwa Gerindra mendapatkan sekitar 13 persen suara, tidak jauh berbeda dari Pileg 2019 yang mencapai 12,57 persen.
Dalam situasi ini, Gerindra harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak lebih unggul dari PDI Perjuangan dan Partai Golkar.
Sementara itu, Prabowo Subianto dan cawapresnya, Gibran Rakabuming Raka, berhasil meraih suara sekitar 58 persen dalam Pilpres 2024 menurut hasil quick count.
Bawono menilai, kekuatan kader dan basis massa Gerindra lebih fokus untuk memenangkan Prabowo-Gibran dalam pilpres ketimbang mendukung caleg Gerindra dalam pileg.
"Berdasarkan hasil quick count pemilihan presiden dan pemilihan legislatif, di mana pemilihan presiden pasangan diusung oleh PDI Perjuangan terpuruk, tapi di pemilihan legislatif PDI Perjuangan kemungkinan besar akan tampil sebagai partai pemenang," tambah Bawono.
Baca Juga: Israel Serbu Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan, Klaim Sandera Ditawan di Sana
Peneliti tersebut menyoroti kontribusi besar dari Presiden Joko Widodo yang diasosiasikan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Dengan kemenangan Prabowo-Gibran di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk kantong-kantong suara yang sebelumnya dikuasai oleh Jokowi, Bawono menyatakan bahwa efek Joko Widodo memiliki peran penting dalam melesatnya elektabilitas Prabowo-Gibran.